JAKARTA, kejarfakta.id – Komitmen upaya transisi energi mencapai nol emisi atau Net Zero Emission (NZE) dinilai perlu disesuaikan dengan tren pertumbuhan ekonomi yang terjadi di masing-masing negara.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sekaligus Ketua Asean Business Advisory Council (Asean-BAC), Arsjad Rasjid menuturkan komitmen menuju emisi nol jangan sampai mengorbankan pertumbuhan ekonomi yang tengah melaju dengan optimal.
Arsjad menuturkan, saat ini negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, tengah mencatatkan tren pertumbuhan ekonomi yang baik.
“Harus dijaga keseimbangan antara penerapan prinsip keberlanjutan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi,” kata Arsjad dalam Konferensi Pers Asia Zero Emissions Community (AZEC) Advocacy Group Roundtable di Jakarta pada Selasa (20/8).
Arsjad mengungkapkan, komitmen mencapai nihil emisi harus diselaraskan dengan kondisi di masing-masing negara. Sehingga, potensi pertumbuhan ekonomi Asia yang meningkat pesat juga harus tetap dijaga.
Dia menuturkan, Indonesia juga telah memiliki komitmen kuat untuk mencapai ekonomi net-zero pada 2060 atau lebih cepat.
Arsjad mengatakan, inisiatif internasional seperti AZEC ini menjadi sangat penting dalam menjaga keseimbangan komitmen mencapai nihil emisi dan pertumbuhan ekonomi tersebut. Dengan demikian, AZEC Advocacy Group bertujuan untuk menjadi platform bagi sektor swasta dalam merealisasikan solusi dan menyuarakan aspirasi terkait transisi energi.
“Kita tidak boleh juga kehilangan peluang (pertumbuhan ekonomi yang pesat), mengingat saat ini sedang ada pergeseran pertumbuhan global ke kawasan Asia. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan,” katanya.
Lebih lanjut, Arsjad mengingatkan pendekatan global terhadap transisi energi juga harus memperhitungkan kompleksitas dari kebutuhan energi serta kondisi ekonomi di berbagai negara di Asia.
Oleh karena itu, perlu didorong pendekatan ketahanan dan transisi energi sebagai metode paralel dan saling terkait bagi negara-negara Asia.
“Ketahanan energi sangat penting. Tidak hanya mendukung industri baru atau memastikan akses masyarakat terhadap kesehatan dan pendidikan, tetapi juga peluang ekonomi yang layak. Namun, di saat yang sama, negara-negara Asia juga harus beralih ke pendekatan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara itu, Managing Director Japan Business Federation atau Keidanren, Arihiro Iwamura, menambahkan AZEC berperan sebagai platform untuk memastikan pertumbuhan ekonomi dan netralitas karbon dapat dicapai secara bersamaan oleh industri di seluruh Asia.
“AZEC dibentuk untuk mencapai dua target utama, yakni pertumbuhan ekonomi dan netralitas karbon, yang harus diwujudkan secara simultan oleh para pelaku industri di setiap negara di Asia,” ungkapnya.
Sementara itu, President Economic Research Institute for Asean and East Asia (ERIA), Tatsuya Watanabe, menekankan keberhasilan transisi ekonomi berkelanjutan di Asia sangat bergantung pada kemampuan setiap negara untuk mengintegrasikan teknologi yang tepat, sambil tetap menghormati kebutuhan dan tantangan spesifik mereka masing-masing.
Watanabe mengatakan, negara-negara di Asia memiliki tujuan bersama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi optimal dengan tetap memperhatikan kebutuhan spesifik setiap negara.
“Salah satu fokus utama kami adalah bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendukung transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan,” ujarnya. (bisnis)